Riyadlul Jannah, Istana Seribu Tangga
Gedung gedung pencakar langit tampak berdiri gagah dan memperindah panorama di sekitar kaki gunung Welirang kec.Pacet, kota Mojokerto yang di kelilingi persawahan penduduk desa setempat. Bangunan yang terdiri dari tiga gedung utama tersebut sambung menyambung menjadi satu kesatuan yang kokoh. Dialah Riyadlul Jannah, pesantren salaf yang didirikan pada tahun 1991 yang di prakarsai dan di pimpin oleh KH. Mahfud Syaubari MA. salah satu ulama kharismatik jawa timur yang berasal dari Demak, jawa tengah.
Selain rutinitas dan kegiatannya, pola dan bentuk pembangunan pondok pesantren Riyadlul jannah pun tampak sangat berbeda, bagaimana tidak? Riyadlul jannah dibangun di atas kemiringan hampir 45 derajat dengan latar belakang lokasi pembangunan inilah Riyadlul jannah tampil menjadi pondok yang berbeda. Dengan kuntur dan kultur tanah pegunungan yang cenderung meranjak, Riyadlul jannah kemudian di percantik dengan banyaknya anak tangga.
Adanya seribu tangga merupakan strategi sang kyai untuk menghubungkan satu gedung dengan gedung yang lain agar tersampainya tujuan para santri. Perumpamaan sang kyai mengenai seribu tangga misalnya: Tercapainya usaha dan kerja keras demi terwujudnya cita-cita suci..
"Antara kamu dan cita-citamu terdapat suatu jembatan itulah yang di namakan silaturahmi."kata abuya Mahfud Syaubari ( pimpinan pp Rijan ). Membangun seribu tangga bukan semata-mata hanya untuk menarik daya tarik dari masyarakat akan keunikan pondok ini akan tetapi dibalik ' SERIBU TANGGA ' merupakan ide sang kyai yang sangat cerdas. Pembuatan ' SERIBU TANGGA ' ini ditujukan untuk meminimalisir terjadinya bencana alam karena letak pondok sangat strategis dan upaya untuk menghemat lahan yang tidak begitu luas.
Tercatat sekitar 30 titik bertangga di pondok ini. Dengan anak tangga yang bervariasi. Mulai dari hanya dua tangga hingga empat puluh anak tangga. Fenomena inilah yang kemudian memberi rasfirasi bagi para santri untuk menamai pondok yang mereka tempati sebagai ' ISTANA SERIBU TANGGA '
Labels:
Pesantren
No comments:
Post a Comment