Adakan Sambangan; Ahad Legi di Gelar Kembali
Adakan Sambangan; Ahad Legi di Gelar Kembali
Oleh: Admin
Ahad (8/8) Pondok Pesantren Riyadlul Jannah mengadakan pengajian rutin bulanan ahad legi, setelah bulan lalu ditiadakan karena mengikuti aturan pemerintah untuk tidak mengadakan acara yang menimbulkan kerumunan masyarakat, namun antusias jama'ah dalam majelis tersebut terlihat penuh semangat dan khidmat, diadakan
Acara yang sudah mengantongi izin dari aparat setempat ini juga bersamaan dengan agenda Sambangan atau besuk wali santri,baik santri baru atau santri lama, yang dalam hal ini baik santri atau walisantri telah dipastiakan dalam keadaan sehat.
Pandemi yang begitu mencekam sehingga berdampak melumpuhkan tatanan sosial membuat masyarakat kebingungan dalam segala aspek kehidupan. Termasuk mereka yang ingin anaknya tetap melanjutkan pendidikan dengan tujuan agar memiliki ilmu yang bermanfaat. Mereka resah terhadap kebijakan sekolah yang harus melakukan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) dengan internet yang mengharuskan para siswa untuk menggunakan gadget.
Selain Abuya yang menjadi pembicara utama dalam acara ini, juga ada Agus Muzani Fahmi beliau menyampaikan dalam ceramahnya bahwasanya walisantri harus bersyukur dengan memberangkatkan putranya ke pesantren dan jangan memiliki perasaan takut serta khawatir. Beliau menganalogikan kejadian berapa abad silam yang termaktub didalam alquran;
وَأَوۡحَيۡنَآ إِلَىٰٓ أُمِّ مُوسَىٰٓ أَنۡ أَرۡضِعِيهِۖ فَإِذَا خِفۡتِ عَلَيۡهِ فَأَلۡقِيهِ فِي ٱلۡيَمِّ وَلَا تَخَافِي وَلَا تَحۡزَنِيٓۖ إِنَّا رَآدُّوهُ إِلَيۡكِ وَجَاعِلُوهُ مِنَ
ٱلۡمُرۡسَلِينَ
Kejadian nabi Musa Alaihissalam yang dibungkus peti oleh ibundanya lalu dihanyutkan ke sungai niil karena terdengar rumor kerajaan yang dipimpin Fir’aun bahwa setiap anak lelaki yang lahir akan dibunuh oleh utusan kerajaan, akan tetapi atas izin dan rancangan Allah yang disusun, maka si musa kecil selamat dari rencana besar dari kerajaan.
Masih dalam kisah nabi Musa, beliau Agus Fahmi juga memberi dukungan moral terhadap walisantri bahwasanya putra putri yang dititipkan ke pesantren kelak akan kembali ke tanah kelahiran masing masing, sebagaimana janji Allah kepada Ibunda Nabi Musa pada bagian akhir ayat diatas bahwasanya Allah akan mengembalikannya kepada sosok yang melahirkan Musa, yakni Ibundanya.
Selanjutnya sebelum menutup dengan doa Abuya KH. Mahfudz Syaubari juga menyampaikan dukungan kepada walisantri dan seluruh santri yang dinukil dari ayat alquran;
إِنَّ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱخۡتِلَٰفِ ٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ لَأٓيَٰتٖ لِّأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِ
Beliau menegaskan dalam penciptaan langit dan bumi dan setiap silih bergantinya siang dan malam terdapat tanda tanda atau rujukan bagi ulil albab yaitu orang orang yang memiliki hati sempurna. Siapakah orang tersebut? Ialah orang orang yang senantiasa berdzikir kepada Allah dalam keadaan berdiri, duduk, dan berbaring. Dan dalam konteks ini, beliau menyambung dengan aktifitas kegiatan santri termasuk santri baru yang telah dididik dengan format yang Balance antara Dzikir, Fikir dan Skill. Dengan harapan para santri kelak akan menjadi remaja yang sadar punya daya spiritual yang tinggi, seperti pemuda yang hidup di zaman Rasulullah.
Pada pungkasan pengajian sebelum ditutup dengan do’a Abuya KH Mahfudz Syaubari kembali mengulang sedikit yang telah disampaikan Agus Fahmi tentang Nabi Musa yang dimasukkan kedalam peti. Dengan lugas, beliau mengartikan peti tersebut ialah proses menuju kesuksesan yang nanti akan diangkat menjadi Nabi. Tapi, untuk menjadi sukses tidak mudah dengan catatan harus dilalui dengan kepayahan. Beliau menambahkan konsep dalam syair yang begitu masyhur dikalangan santri dan alumni Riyadlul Jannah;
Aroma surga semerbak sampai ke dunia
Siapa yang sungguh sungguh kan mendapatkannya.
Tanggap semangat tahan uji serta mandirii
Berguru dengan yang ahli tak berhenti henti.
Labels:
Pesantren
No comments:
Post a Comment