DARI MERDEKA MENUJU KEDAULATAN BANGSA
DARI MERDEKA MENUJU KEDAULATAN BANGSA
Tidak dapat
dipungkiri bahwa keberhasilan ini adalah merupakan buah hasil pendidikan yang
murni dari para da'i yang dilandasi dengan ajaran risalah nabawiyah.
Yang mengajarkan betapa pentingnya rasa cinta tanah air sebagaimana semboyan:
Øب الوطن من الايمان
Cinta tanah air adalah sebagian daripada iman
Perlu kita tengok kembali bagaimana
rosulullah Saw mendidik para sahabatnya di tengah kejayaan Romawi yang sudah
berusia 4000 tahun lebih dulu dan juga Persia yang sudah berusia 2000 tahun.
Tentunya hal ini merupakan tantangan yang sangat luar biasa, dimana rosulillah
Saw membawa sebuah peradaban baru diantara dua peradaban dunia yang sedang
jaya. Namun kita ketahui bahwa sama sekali Beliau Saw tidak sedikitpun mengintip
atau bahkan melakukan studi banding terhadap keduanya atau salah satu diantara
Persia dan Romawi.
Pada kenyataannya rosulullah Saw tidak
membutuhkan ribuan tahun untuk dapat mensukseskan peradaban Islam dan
menyebarkannya ke seantero dunia. Hanya dalam masa 23 tahun Beliau berhasil
menyampaikan amanah risalah nabawiyah yang ditandai dengan pernyataan
Allah Swt. dalam QS: Al Maidah: 3 :
ٱلۡÙŠَÙˆۡÙ…َ Ø£َÙƒۡÙ…َÙ„ۡتُ Ù„َÙƒُÙ…ۡ دِينَÙƒُÙ…ۡ ÙˆَØ£َتۡÙ…َÙ…ۡتُ عَÙ„َÙŠۡÙƒُÙ…ۡ Ù†ِعۡÙ…َتِÙŠ Ùˆَرَضِيتُ Ù„َÙƒُÙ…ُ ٱلۡØ¥ِسۡÙ„َٰÙ…َ دِينٗاۚ
..pada hari ini Aku telah menyempurnakan bagi kalian agama kalian dan telah Aku sepurnakan nikmatku atas kalian dan Aku rela Islam sebagai agama kalian..
Artinya rosulullah Saw telah sukses mendidik
manusia sebagai manusia seutuhnya baik dalam segi material, sosial dan
spiritual. Inilah sebenarnya kedaulatan pendidikan yang harus dipertahankan,
didalamnya terdapat alaqoh robbaniyah antara guru dan murid sebagaimana hubungan
rosulullah Saw dan para sahabat yang begitu erat dan melekat, sehingga melalui
model pendidikan ini (uswah hasanah) akan dapat mencetak generasi yang
bermoral dan profesional dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai manusia
dan warga negara sesuai dengan talenta dan potensinya.
Berikutnya,
dalam mengemban amanah kemerdekaan diperlukan kedaulatan dalam pelayanan
(politik kebangsaan). Dalam hal ini kita dapat ambil ibroh dari
Sayyidina Umar bin Khottob ra. disaat menjabat sebagai kholifah
(pemimpin). Beliau tidak dapat merebahkan punggungnya di siang hari karena
harus bertanggung jawab kepada rakyat dan begitupula di malam hari karena harus
bertanggung jawab kepada Allah Swt. Artinya kepemimpinan adalah merupakan sebuah
amanah ro'iyyah yang hanya layak diduduki oleh seseorang yang memiliki
daya pelayanan dan pengayoman terhadap masyarakat dan tidak sedikitpun dapat
didekte oleh orang atau kelompok yang berkepentingan.
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang
memiliki penduduk terbanyak ke empat di dunia setelah Amerika Serikat. Jumlah penduduk
yang hampir mencapai 274 juta jiwa tentunya memerlukan multi pelayanan baik sandang, pangan, papan maupun medikal,
transportasi yang meliputi darat, laut maupun udara.
Pada tanggal 17 Agustus jalan raya
dipenuhi dengan bendera dan umbul-umbul yang beraneka warna, gemerlap lampu
hias menyinari balai dan perkantoran swasta maupun negeri bahkan ragam
perlombaan dan konser musik juga ikut serta memeriahkan HUT RI. Bukannya hal
ini tidak boleh terjadi akan tetapi seharusnya hari ini adalah merupakan momen
yang sangat tepat untuk mengenang jasa perjuangan para pahalawan bangsa. Kita
ketahui saat ini Indonesia masih berada di Era Bonus Demografi dimana terdapatkan kurang lebih 40 juta
generasi muda yang perlu menjadi perhatian bersama guna menggali berbagai
potensi dan talentanya dalam memenuhi semua kebutuhan hidup kita dalam
berbangsa dan bernegara.
Disadari ataupun tidak berbagai korporasi
telah berdiri di negeri ini, namun yang terjadi adalah menjadikan mayoritas
bangsa sebagai buruh yang harus tunduk pada majikannya. Kultur budaya sedikit
demi sedikit hilang tanpa terasa bahkan moral dan aqidah juga tergadaikan
dengan sia-sia.
Inilah tantangan di depan mata yang harus
kita perjuangkan bersama, dengan sinergi antar elemen bangsa mulai dari
cendekia, akademisi, praktisi, profesional, habaib dan kyai tentunya tidak
mustahil akan dapat mendirikan berbagai korporasi yang bukan hanya berorientasi
materi namun akan dapat mengembalikan harga diri bangsa sebagai mitra bangsanya
sendiri bukan menjadi kacung-kacung bangsa lain.
Multi korporasi yang berorientasi ganda
disamping diharapkan dapat menjadi wadah yang memproduksi multi keperluan
bangsa, sekaligus dapat mengembalikan bahkan menciptakan pembentukan moral,
sosial dan spiritual yang seimbang dalam rangka menggapai kedaulatan yang
diridloi Allah Swt.
No comments:
Post a Comment