[Pesantren][bsummary]

CORETAN SANTRI

[Coretan Santri][bsummary]

PENA ABUYA

[Pena Abuya][bigposts]

PENA ABUYA

[Pena Abuya][twocolumns]

CORETAN SANTRI

[Coretan Santri][twocolumns]

SANTRI

[Santri][bsummary]

ALUMNI

[Alumni][bsummary]

Barisan Wajib, Latih Kedisiplinan


Barisan Wajib, Latih Kedisiplinan

Oleh: Admin

Dalam dunia pesantren terdapat istilah takzir atau takziran. Kata takzir berasal dari Bahasa Arab az-zara yang memiliki makna menolak, mencegah atau mendidik. Di pesantren, istilah bagi pelanggar peraturan atau tata tertib disebut takzir atau takziran, saat mendengar kata tersebut santri akan merinding. Sebab, takzir atau takziran merupakan sanksi bagi santri yang melangggar. Di lain sisi takzir bisa menjadi sebuah berkah, sebagai bagian dari proses pembelajaran hidup.

Bagi sebagian orang, sanksi yang berlaku di pesantren terbilang sangat keras bahkan tidak jarang disangkut pautkan dengan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Jika kita menoleh ke beberapa pesantren dahulu memang demikian adanya.

Sanksi bagi santri yang melanggar memang sangat keras. Namun saat ini zaman sudah berubah, sanksi yang diberlakukan di pesantren saat ini tidaklah sebanding dengan apa yang dirasakan oleh santri di era dahulu.



 
Oleh sebab itu, pesantren Riyadlul Jannah berinisiatif untuk memberi takziran kepada santrinya tanpa adanya potensi mencederai fisik. Akan tetapi, tetap memberi efek jera, yakni dengan sanksi Sit Up dan Push Up. Sanksi yang diberikanpun berbeda-beda, tergantung dengan pelanggaran yang dilakukan oleh santri, contoh kecil pelanggaran tidak mengikuti jamaah sholat dengan 20 kali Sit Up.
 
Takziran di Pesantren Riyadlul Jannah dilaksanakan setiap seminggu sekali pada hari Ju'mat ba'da Sholat Jumat. Tujuan dari takziran adalah untuk membiasakan santri agar selalu tertib dan patuh dengan peraturan pesantren.

No comments:

Post a Comment