Kehilangan Diri Sendiri Karena Kesalahan Expectasi
Kehilangan Diri Sendiri Karena Kesalahan Expectasi
Catatan pribadi Pengajian Al-hikam karya Syekh Ibnu Athoillah Al-sakandari bersama KH. MACHFUDZ SYAUBARY) Minggu 17/03/2022
(الاكوان) اي المكونات التي للنفس فيها حظ من متاع
الدنيا وزهرتها(ظاهرها غرة).
Eksistensi duniawi yang mengisi ruang nafsu akan membentuk expectasi tak terkendali. (Al-hikam. Syekh Ibnu Athoillah Al-sakandari)
Eksistensi berarti keberadaan. Ialah wujud asli semua makhluk material (makhluk yang bisa tersentuh panca indra) Termasuk manusia sebagai makhluk yang memiliki dominasi atas alam semesta.
Sedangkan nafsu adalah dorongan dari dalam hati manusia untuk menjalin keterikatan dengan sisi material lainnya.
Tak selamanya buruk. Karena dorongan itu memungkinkan manusia pada segala daya. Daya untuk menginginkan sesuatu dan meraihnya. Daya untuk mencintai sehingga mengerti makna penciptaan Allah atas semua makhluknya.
متاع الدنيا
Memiliki arti perhiasan dunia. Adalah bagian luar dunia yang menggiurkan. Merupakan bentuk manipulasi paling sempurna yang membawa nafsu pada standard expectasi tinggi sampai tak masalah jika harus kehilangan diri sendiri.
Orang yang memiliki banyak prestasi duniawi barangkali sering dikaitkan dengan perilaku gila harta & narsis eksistensi. Namun sebenarnya ada yang lebih ironis dari itu, ialah orang yang terjebak dalam keterikatannya dengan kemalasan. Daya dalam diri disabotase oleh kemalangan yang dianggapnya lebih pasti. Kebebasan untuk melakukan sesuatu disabotase oleh rasa takut jika terjadi kesalahan.
Nafsu yang tergiur dengan citra baik akan selalu menampakkan persona yang serba baik di mata orang lain. Dibandingkan mengekspresikan diri dengan kebaikan orang seperti itu lebih memilih berdiam diri agar tak terlihat jika melakukan kesalahan, meski juga tak ada kemanfaatan.
Konsep sabotase diri adalah bentuk kehilangan diri sendiri yang tak disadari. Pemicunya adalah manipulasi perhiasan dunia pada ruang nafsu yang berbentuk eksistensi duniawi.
Jika manusia menyadari bahwa kenyataan dunia tak seindah tampak luarnya maka ruang nafsu akan terisi dengan dorongan ketaatan dan pengabdian, sebagaimana tujuan awal mula manusia diciptakan.
وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ
إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ ٥٦
Tidak kuciptakan golongan jin & manusia kecuali untuk mengabdi. (QS. Az Zariyat: 56).
Labels:
Coretan Santri
No comments:
Post a Comment